Kamis, 24 Februari 2011

Apa Arti Kehidupan Sebenarnya? Hidup Adalah Permainan. Jadilah Pemain Kehidupan.


Coba tanya diri anda masing – masing. Apa arti hidup menurut anda?

Hidup adalah …. .

Coba isi titik – titik yang tersedia setelah kata adalah. Pertanyaan ini sederhana, namun saya yakin isinya pasti beragam. Bisa jadi hidup adalah perjuangan, atau hidup adalah tantangan, atau hidup adalah perjalanan, dll.

Jawaban dari pertanyaan tadi bisa jadi beragam, namun ada satu hal yang perlu diperhatikan : Jawaban dari pertanyaan tersebut mencerminkan keyakinan anda atas kehidupan. Orang yang meyakini bahwa hidup adalah perjuangan akan melihat bahwa hidup adalah sebuah perjuangan yang harus di perjuangkan. Maka dari itu, hari hari dalam hidupnya akan dijalani dengan berjuang. Sedangkan orang yang meyakini bahwa hidup adalah tantangan, akan melihat bahwa hidup yang dijalaninya adalah tantangan yang harus di pecahkan. Dia akan menjalani kehidupannya dengan “memecahkan tantangan”. Orang yang meyakini bahwa hidup adalah perjalanan akan melihat bahwa hidup adalah sebuah perjalanan panjang yang harus dicapai tujuannya. Maka dari itu dia akan menjalani kehidupannya dengan “berjalan” diatasnya.

Cara kita meyakini kehidupan akan berimbas ke pola pikir kita. Pola pikir akan mempengaruhi tindakan, dan tindakan akan menghasilkan nasib.

Sekarang, bagaimana kita sebagai orang beriman seharusnya memandang kehidupan?

Terjemahan Q.S. Al – Hadid ( 57 ) Ayat 20 :

Ketahuilah, sesungguhanya kehidupan dunia itu hanyalah permainan dan senda gurauan, perhiasan dan saling berbangga di antara kamu serta berlomba dalam kekayaan dan anak keturunan, seperti hujan yang tanam – tanamannya mengagumkan para petani; kemudian ( tanaman ) itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya. Dan kehidupan dunia tidak lain hanyalah kesenangan yang palsu.

Note that : hidup adalah permainan. Waw, apakah ini berarti yang kita lakukan selagi hidup ini adalah bermain dan bersenang – senang?

Pahami konteks keseluruhan tersebut. Pemahaman yang coba di ajarkan Tuhan melalui (terjemahan) wahyu ini adalah bahwa hidup adalah sebuah permainan yang jangka waktunya pendek, maka dari itu kita harus menjadi pemain dari “permainan kehidupan”, bukannya main – main dalam kehidupan.

Maksudnya?

Pemain adalah mereka yang memainkan permainan dengan serius. Cermati contoh ini : pemain sepak bola. artinya? Mereka yang bermain sepak bola yang serius mengikuti permainan sepak bola dan mematuhi peraturan – peraturannya.

Sekarang perhatikan mereka yang menjadikan dirinya “pemain” sepak bola yang sungguh – sungguh : contoh, Kaka. Apa yang Tuhan berikan kepada Kaka yang menjadikan dirinya “pemain” sepak bola? kehidupan yang luar biasa, penghasilan yang melimpah, popularitas, jutaan penggemar, dll.

Itu baru menjadikan diri sebagai “pemain” sepak bola yang notabene dibatasi oleh 45menit X 2 dalam lapangan rumput persegi dan bola bundar.

Bisa bayangkan apa yang akan Tuhan berikan jika anda menjadi “pemain” dari permainan besar kehidupan? Menjadikan diri anda seorang manusia profesional yang mengikuti peraturan dunia dan “bermain” / menjalani kehidupan dengan serius?

Kamis, 17 Februari 2011

MOTIVASI

Motivasi adalah proses yang menjelaskan intensitas, arah, dan ketekunan seorang individu untuk mencapai tujuannya. Tiga elemen utama dalam definisi ini adalah intensitas, arah, dan ketekunan

Dalam hubungan antara motivasi dan intensitas, intensitas terkait dengan dengan seberapa giat seseorang berusaha, tetapi intensitas tinggi tidak menghasilkan prestasi kerja yang memuaskan kecuali upaya tersebut dikaitkan dengan arah yang menguntungkan organisasi. Sebaliknya elemen yang terakhir, ketekunan, merupakan ukuran mengenai berapa lama seseorang dapat mempertahankan usahanya

Tahun 1950an merupakan periode perkembangan konsep-konsep motivasi. Teori-teori yang berkembang pada masa ini adalah hierarki teori kebutuhan, teori X dan Y, dan teori dua faktor. Teori-teori kuno dikenal karena merupakan dasar berkembangnya teori yang ada hingga saat ini yang digunakan oleh manajer pelaksana di organisasi-organisasi di dunia dalam menjelaskan motivasi karyawan

Teori motivasi yang paling terkenal adalah hierarki teori kebutuhan milik Abraham Maslow. Ia membuat hipotesis bahwa dalam setiap diri manusia terdapat hierarki dari lima kebutuhan, yaitu fisiologis (rasa lapar, haus, seksual, dan kebutuhan fisik lainnya), rasa aman (rasa ingin dilindungi dari bahaya fisik dan emosional), sosial (rasa kasih sayang, kepemilikan, penerimaan, dan persahabatan), penghargaan (faktor penghargaan internal dan eksternal), dan aktualisasi diri (pertumbuhan, pencapaian potensi seseorang, dan pemenuhan diri sendiri).

Maslow memisahkan lima kebutuhan ke dalam urutan-urutan. Kebutuhan fisiologis dan rasa aman dideskripsikan sebagai kebutuhan tingkat bawah sedangkan kebutuhan sosial, penghargaan, dan aktualisasi diri sebagai kebutuhan tingkat atas. Perbedaan antara kedua tingkat tersebut adalah dasar pemikiran bahwa kebutuhan tingkat atas dipenuhi secara internal sementara kebutuhan tingkat rendah secara dominan dipenuhi secara eksternal.

Teori kebutuhan Maslow telah menerima pengakuan luas di antara manajer pelaksana karena teori ini logis secara intuitif. . Namun, penelitian tidak memperkuat teori ini dan Maslow tidak memberikan bukti empiris dan beberapa penelitian yang berusaha mengesahkan teori ini tidak menemukan pendukung yang kuat.
[sunting] Teori X dan teori Y

Douglas McGregor menemukan teori X dan teori Y setelah mengkaji cara para manajer berhubungan dengan para karyawan. Kesimpulan yang didapatkan adalah pandangan manajer mengenai sifat manusia didasarkan atas beberapa kelompok asumsi tertentu dan bahwa mereka cenderung membentuk perilaku mereka terhadap karyawan berdasarkan asumsi-asumsi tersebut.

Ada empat asumsi yang dimiliki manajer dalam teori X.

* Karyawan pada dasarnya tidak menyukai pekerjaan dan sebisa mungkin berusaha untuk menghindarinya.
* Karena karyawan tidak menyukai pekerjaan, mereka harus dipakai, dikendalikan, atau diancam dengan hukuman untuk mencapai tujuan.
* Karyawan akan mengindari tanggung jawab dan mencari perintah formal, di mana ini adalah asumsi ketiga.
* Sebagian karyawan menempatkan keamanan di atas semua faktor lain terkait pekerjaan dan menunjukkan sedikit ambisi.

Bertentangan dengan pandangan-pandangan negatif mengenai sifat manusia dalam teori X, ada pula empat asumsi positif yang disebutkan dalam teori Y.

* Karyawan menganggap kerja sebagai hal yang menyenangkan, seperti halnya istirahat atau bermain.
* Karyawan akan berlatih mengendalikan diri dan emosi untuk mencapai berbagai tujuan.
* Karyawan bersedia belajar untuk menerima, mencari, dan bertanggungjawab. *Karyawan mampu membuat berbagai keputusan inovatif yang diedarkan ke seluruh populasi, dan bukan hanya bagi mereka yang menduduki posisi manajemen.


Teori motivasi kontemporer bukan teori yang dikembangkan baru-baru ini, melainkan teori yang menggambarkan kondisi pemikiran saat ini dalam menjelaskan motivasi karyawan.

Teori motivasi kontemporer mencakup:
[sunting] Teori kebutuhan McClelland

Teori kebutuhan McClelland dikembangkan oleh David McClelland dan teman-temannya. Teori kebutuhan McClelland berfokus pada tiga kebutuhan yang didefinisikan sebagai berikut:[5]

*
o kebutuhan berprestasi: dorongan untuk melebihi, mencapai standar-standar, berusaha keras untuk berhasil.
o kebutuhan berkuasa: kebutuhan untuk membuat individu lain berperilaku sedemikian rupa sehingga mereka tidak akan berperilaku sebaliknya.
o kebutuhan berafiliasi: keinginan untuk menjalin suatu hubungan antarpersonal yang ramah dan akrab.

[sunting] Teori evaluasi kognitif

Teori evaluasi kognitif adalah teori yang menyatakan bahwa pemberian penghargaan-penghargaan ekstrinsik untuk perilaku yang sebelumnya memuaskan secara intrinsik cenderung mengurangi tingkat motivasi secara keseluruhan. Teori evaluasi kognitif telah diteliti secara eksensif dan ada banyak studi yang mendukung.
[sunting] Teori penentuan tujuan

Teori penentuan tujuan adalah teori yang mengemukakan bahwa niat untuk mencapai tujuan merupakan sumber motivasi kerja yang utama. Artinya, tujuan memberitahu seorang karyawan apa yang harus dilakukan dan berapa banyak usaha yang harus dikeluarkan.
[sunting] Teori penguatan

Teori penguatan adalah teori di mana perilaku merupakan sebuah fungsi dari konsekuensi-konsekuensinya jadi teori tersebut mengabaikan keadaan batin individu dan hanya terpusat pada apa yang terjadi pada seseorang ketika ia melakukan tindakan.
[sunting] Teori Keadilan

Teori keadilan adalah teori bahwa individu membandingkan masukan-masukan dan hasil pekerjaan mereka dengan masukan-masukan dan hasil pekerjaan orang lain, dan kemudian merespons untuk menghilangkan ketidakadilan.
[sunting] Teori harapan

Teori harapan adalah kekuatan dari suatu kecenderungan untuk bertindak dalam cara tertentu bergantung pada kekuatan dari suatu harapan bahwa tindakan tersebut akan diikuti dengan hasil yang ada dan pada daya tarik dari hasil itu terhadap individu tersebut.
[sunting] Area motivasi manusia

Empat area utama motivasi manusia adalah makanan, cinta, seks, dan pencapaian.Tujuan-tujuan yang mendasari motivasi ditentukan sendiri oleh individu yang melakukannya, individu dianggap tergerak untuk mencapai tujuan karena motivasi intrinsik (keinginan beraktivitas atau meraih pencapaian tertentu semata-mata demi kesenangan atau kepuasan dari melakukan aktivitas tersebut), atau karena motivasi ekstrinsik, yakni keinginan untuk mengejar suatu tujuan yang diakibatkan oleh imbalan-imbalan eksternal

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

MOTIVASI

Motivasi adalah proses yang menjelaskan intensitas, arah, dan ketekunan seorang individu untuk mencapai tujuannya.[1] Tiga elemen utama dalam definisi ini adalah intensitas, arah, dan ketekunan[2]

Dalam hubungan antara motivasi dan intensitas, intensitas terkait dengan dengan seberapa giat seseorang berusaha, tetapi intensitas tinggi tidak menghasilkan prestasi kerja yang memuaskan kecuali upaya tersebut dikaitkan dengan arah yang menguntungkan organisasi.[2] Sebaliknya elemen yang terakhir, ketekunan, merupakan ukuran mengenai berapa lama seseorang dapat mempertahankan usahanya

Tahun 1950an merupakan periode perkembangan konsep-konsep motivasi.[2] Teori-teori yang berkembang pada masa ini adalah hierarki teori kebutuhan, teori X dan Y, dan teori dua faktor. [2] Teori-teori kuno dikenal karena merupakan dasar berkembangnya teori yang ada hingga saat ini yang digunakan oleh manajer pelaksana di organisasi-organisasi di dunia dalam menjelaskan motivasi karyawan

Teori motivasi yang paling terkenal adalah hierarki teori kebutuhan milik Abraham Maslow. [3] Ia membuat hipotesis bahwa dalam setiap diri manusia terdapat hierarki dari lima kebutuhan, yaitu fisiologis (rasa lapar, haus, seksual, dan kebutuhan fisik lainnya), rasa aman (rasa ingin dilindungi dari bahaya fisik dan emosional), sosial (rasa kasih sayang, kepemilikan, penerimaan, dan persahabatan), penghargaan (faktor penghargaan internal dan eksternal), dan aktualisasi diri (pertumbuhan, pencapaian potensi seseorang, dan pemenuhan diri sendiri).[3]

Maslow memisahkan lima kebutuhan ke dalam urutan-urutan. [3] Kebutuhan fisiologis dan rasa aman dideskripsikan sebagai kebutuhan tingkat bawah sedangkan kebutuhan sosial, penghargaan, dan aktualisasi diri sebagai kebutuhan tingkat atas. [3] Perbedaan antara kedua tingkat tersebut adalah dasar pemikiran bahwa kebutuhan tingkat atas dipenuhi secara internal sementara kebutuhan tingkat rendah secara dominan dipenuhi secara eksternal. [3]

Teori kebutuhan Maslow telah menerima pengakuan luas di antara manajer pelaksana karena teori ini logis secara intuitif. [3]. Namun, penelitian tidak memperkuat teori ini dan Maslow tidak memberikan bukti empiris dan beberapa penelitian yang berusaha mengesahkan teori ini tidak menemukan pendukung yang kuat. [3]
[sunting] Teori X dan teori Y

Douglas McGregor menemukan teori X dan teori Y setelah mengkaji cara para manajer berhubungan dengan para karyawan. [2] Kesimpulan yang didapatkan adalah pandangan manajer mengenai sifat manusia didasarkan atas beberapa kelompok asumsi tertentu dan bahwa mereka cenderung membentuk perilaku mereka terhadap karyawan berdasarkan asumsi-asumsi tersebut.[2]

Ada empat asumsi yang dimiliki manajer dalam teori X.[2]

* Karyawan pada dasarnya tidak menyukai pekerjaan dan sebisa mungkin berusaha untuk menghindarinya.
* Karena karyawan tidak menyukai pekerjaan, mereka harus dipakai, dikendalikan, atau diancam dengan hukuman untuk mencapai tujuan.
* Karyawan akan mengindari tanggung jawab dan mencari perintah formal, di mana ini adalah asumsi ketiga.
* Sebagian karyawan menempatkan keamanan di atas semua faktor lain terkait pekerjaan dan menunjukkan sedikit ambisi.

Bertentangan dengan pandangan-pandangan negatif mengenai sifat manusia dalam teori X, ada pula empat asumsi positif yang disebutkan dalam teori Y.[2]

* Karyawan menganggap kerja sebagai hal yang menyenangkan, seperti halnya istirahat atau bermain.
* Karyawan akan berlatih mengendalikan diri dan emosi untuk mencapai berbagai tujuan.
* Karyawan bersedia belajar untuk menerima, mencari, dan bertanggungjawab. *Karyawan mampu membuat berbagai keputusan inovatif yang diedarkan ke seluruh populasi, dan bukan hanya bagi mereka yang menduduki posisi manajemen.


Teori motivasi kontemporer bukan teori yang dikembangkan baru-baru ini, melainkan teori yang menggambarkan kondisi pemikiran saat ini dalam menjelaskan motivasi karyawan[4].

Teori motivasi kontemporer mencakup:[4]
[sunting] Teori kebutuhan McClelland

Teori kebutuhan McClelland dikembangkan oleh David McClelland dan teman-temannya[5]. Teori kebutuhan McClelland berfokus pada tiga kebutuhan yang didefinisikan sebagai berikut:[5]

*
o kebutuhan berprestasi: dorongan untuk melebihi, mencapai standar-standar, berusaha keras untuk berhasil.
o kebutuhan berkuasa: kebutuhan untuk membuat individu lain berperilaku sedemikian rupa sehingga mereka tidak akan berperilaku sebaliknya.
o kebutuhan berafiliasi: keinginan untuk menjalin suatu hubungan antarpersonal yang ramah dan akrab.

[sunting] Teori evaluasi kognitif

Teori evaluasi kognitif adalah teori yang menyatakan bahwa pemberian penghargaan-penghargaan ekstrinsik untuk perilaku yang sebelumnya memuaskan secara intrinsik cenderung mengurangi tingkat motivasi secara keseluruhan.[6] Teori evaluasi kognitif telah diteliti secara eksensif dan ada banyak studi yang mendukung.[6]
[sunting] Teori penentuan tujuan

Teori penentuan tujuan adalah teori yang mengemukakan bahwa niat untuk mencapai tujuan merupakan sumber motivasi kerja yang utama. [7] Artinya, tujuan memberitahu seorang karyawan apa yang harus dilakukan dan berapa banyak usaha yang harus dikeluarkan. [8]
[sunting] Teori penguatan

Teori penguatan adalah teori di mana perilaku merupakan sebuah fungsi dari konsekuensi-konsekuensinya jadi teori tersebut mengabaikan keadaan batin individu dan hanya terpusat pada apa yang terjadi pada seseorang ketika ia melakukan tindakan. [9]
[sunting] Teori Keadilan

Teori keadilan adalah teori bahwa individu membandingkan masukan-masukan dan hasil pekerjaan mereka dengan masukan-masukan dan hasil pekerjaan orang lain, dan kemudian merespons untuk menghilangkan ketidakadilan.[9]
[sunting] Teori harapan

Teori harapan adalah kekuatan dari suatu kecenderungan untuk bertindak dalam cara tertentu bergantung pada kekuatan dari suatu harapan bahwa tindakan tersebut akan diikuti dengan hasil yang ada dan pada daya tarik dari hasil itu terhadap individu tersebut.[9]
[sunting] Area motivasi manusia

Empat area utama motivasi manusia adalah makanan, cinta, seks, dan pencapaian.[10] Tujuan-tujuan yang mendasari motivasi ditentukan sendiri oleh individu yang melakukannya, individu dianggap tergerak untuk mencapai tujuan karena motivasi intrinsik (keinginan beraktivitas atau meraih pencapaian tertentu semata-mata demi kesenangan atau kepuasan dari melakukan aktivitas tersebut), atau karena motivasi ekstrinsik, yakni keinginan untuk mengejar suatu tujuan yang diakibatkan oleh imbalan-imbalan eksternal

Rabu, 16 Februari 2011

Kasih Sayang Seorang Ibu


Saat kau berumur 15 tahun, dia pulang kerja ingin memelukmu.
Sebagai balasannya, kau kunci pintu kamarmu.

Saat kau berumur 16 tahun, dia ajari kau mengemudi mobilnya.
Sebagai balasannya, kau pakai mobilnya setiap ada kesempatan tanpa peduli kepentingannya.

Saat kau berumur 17 tahun, dia sedang menunggu telepon yang penting.
Sebagai balasannya, kau pakai telepon nonstop semalaman.

Saat kau berumur 18 tahun, dia menangis terharu ketika kau lulus SMA.
Sebagai balasannya, kau berpesta dengan temanmu hingga pagi.

Saat kau berumur 19 tahun, dia membayar biaya kuliahmu dan mengantarmu ke kampus pada hari pertama.
Sebagai balasannya, kau minta diturunkan jauh dari pintu gerbang agar kau tidak malu di depan teman-temanmu.

Saat kau berumur 20 tahun, dia bertanya, “Dari mana saja seharian ini?”
Sebagai balasannya, kau jawab, “Ah Ibu cerewet amat sih, ingin tahu urusan orang!”

Saat kau berumur 21 tahun, dia menyarankan satu pekerjaan yang bagus untuk karirmu di masa depan. Sebagai balasannya, kau katakan, “Aku tidak ingin seperti Ibu.”

Saat kau berumur 22 tahun, dia memelukmu dengan haru saat kau lulus perguruan tinggi.
Sebagai balasannya, kau tanya dia kapan kau bisa ke Bali.

Saat kau berumur 23 tahun, dia membelikanmu 1 set furniture untuk rumah barumu.
Sebagai balasannya, kau ceritakan pada temanmu betapa jeleknya furniture itu.

Saat kau berumur 24 tahun, dia bertemu dengan tunanganmu dan bertanya tentang rencananya di masa depan.
Sebagai balasannya, kau mengeluh, “Bagaimana Ibu ini, kok bertanya seperti itu?”

Saat kau berumur 25 tahun, dia mambantumu membiayai pernikahanmu.
Sebagai balasannya, kau pindah ke kota lain yang jaraknya lebih dari 500 km.

Saat kau berumur 30 tahun, dia memberikan beberapa nasehat bagaimana merawat bayimu. Sebagai balasannya, kau katakan padanya,”Bu, sekarang jamannya sudah berbeda!”

Saat kau berumur 40 tahun, dia menelepon untuk memberitahukan pesta ulang tahun salah seorang kerabat. Sebagai balasannya, kau jawab, “Bu, saya sibuk sekali, nggak ada waktu.”

Saat kau berumur 50 tahun, dia sakit-sakitan sehingga memerlukan perawatanmu.
Sebagai balasannya, kau baca tentang pengaruh negatif orang tua yang menumpang tinggal di rumah anak-anaknya.

Dan hingga suatu hari, dia meninggal dengan tenang. Dan tiba-tiba kau teringat semua yang belum pernah kau lakukan, karena mereka datang menghantam HATI mu bagaikan palu godam.

JIKA BELIAU MASIH ADA, JANGAN LUPA MEMBERIKAN KASIH SAYANGMU LEBIH DARI YANG PERNAH KAU BERIKAN SELAMA INI DAN JIKA BELIAU SUDAH TIADA, INGATLAH KASIH SAYANG DAN CINTANYA YANG TULUS TANPA SYARAT KEPADAMU.

Submitted by : unknown

This entry was posted on Wednesday, December 22nd, 2010

Sabtu, 12 Februari 2011

Daya Ungkit Finansial

Kali ini saya ingin mengajak Anda berpikir sejenak untuk menjawab pertanyaan, “Apakah seseorang yang berpenghasilan ratusan juta bahkan miliaran setiap tahunnya itu memiliki kemampuan ribuan, ratusan ribu atau bahkan jutaan kali dari kemampuan rata - rata orang? Apakah seorang presiden juga memiliki Intelligent Quotient (IQ) atau kemampuan lainnya 100 kali dari rata - rata kemampuan rakyatnya?” Saya yakin Anda akan menjawab, “Tentu saja tidak!” Lalu apa yang membedakan mereka (orang-orang sukses) berbeda dengan orang biasa? Orang sukses atau orang kaya biasanya memiliki ‘kecerdikan’ untuk memanfaatkan kemampuan dirinya dan memanfaatkan sumber daya orang lain. Sesungguhnya orang sukses dan orang kaya dibandingkan dengan orang-orang gagal atau orang miskin memiliki perbedaan yang sangat tipis. Perbedaannya hanya pada ‘kecerdikan’ tersebut.

Mengapa seseorang yang sudah bekerja keras -ibaratnya kaki ditaruh di kepala, kepala dijadikan kaki- tapi tidak mengalami perubahan siginifikan dalam hidupnya, bahkan sampai usia lanjut pun hidup mereka ‘biasa - biasa’ saja?. Ada beberapa kemungkinan mengenai hal ini. Salah satunya karena mereka tidak bekerja secara ‘cerdas’ dengan memanfaatkan kiat - kiat orang sukses. Mereka lebih mengandalkan bekerja keras -bahkan kerja sangat sangat keras sekali- namun tidak mau belajar dan atau bekerjasama dengan orang lain. Mereka bekerja sendiri! Padahal apabila mau memanfaatkan ‘daya ungkit’ -suatu cara yang mampu mengantarkan sukses lebih cepat- maka usaha menjadi lebih mudah dan lebih ringan. Kita dapat menganalogkan ‘daya ungkit’ sebagai sebuah dongkrak mobil atau alat pengungkit. Sebuah mobil bila bannya bocor tidak mungkin kita angkat sendiri untuk mengganti ban. Kita membutuhkan dongkrak untuk mengangkat mobil agar lebih mudah dan ringan. Demikian juga kita dapat menggeser batu besar, dengan tenaga minimal karena menggunakan alat pengungkit. Begitulah perumpamaannya.

Demikian juga untuk melipatgandakan kekayaan. Menurut Tung Desem Waringin dalam buku Financial Revolution (2005), untuk melipatgandakan kekayaan atau mendapatkan uang dengan cepat dapat menggunakan rumus berikut :
ADDED VALUES x LEVERAGE

Leverage berarti pengungkit atau pendongkrak, yakni alat bantu yang memudahkan atau mempercepat pencapaian tujuan. Untuk menjelaskan rumus diatas -perpaduan antara added values (nilai tambah) dengan leverage (pengungkit) sehingga bisa menghasilkan banyak uang, berikut saya berikan cerita yang saya kutip dari sebuah majalah -Agustus 2005. Sebut saja PT A- perusahaan properti di Yogjakarta, yang hanya dalam waktu lima tahun mampu masuk dalam jajaran tiga besar pengembang dengan omset ratusan miliar dan berhasil membangun 40 lokasi perumahan. Padahal ketika perusahaan ini didirikan oleh kakak beradik Mr BI dan Mr AF, hanya bermodalkan Rp65 juta (1999). Mereka mengembangkan bisnis dengan strategi menjalin kerjasama dengan pemilik uang (=leverage, pengungkit) dengan pembagian 60:40 dari laba bersih. Enam puluh persen untuk developer dan empat puluh persen untuk investor. Kerjasama ini dilakukan dengan transparan karena investor bisa mengetahui seluruh biaya operasional dari proyek yang dijalankan. Bahkan investor bisa ikut menentukan berapa nilai jual proyek (=added values, nilai tambah). Uang orang lain tersebut sebagai daya ungkit karena bagi PT A, bila hanya mengandalkan uang sendiri yang sangat terbatas, maka bisnisnya tidak akan cepat berkembang. Sedangkan transparansi dan pengelolaan bersama adalah nilai tambahnya, karena tidak semua perusahaan menerapkan sistem seperti itu. Biasanya pengelola bisnis merasa tidak nyaman dengan keikutsertaan investor dalam urusan manajemen. Jadi itu bisa disebut nilai tambah.Menurut Robert G. Allen dalam buku The One Minute Millionaire, ada lima leverage yang dapat digunakan sebagai pondasi dalam meraih kekayaan yaitu mentor (pembimbing), tim yang kuat, jaringan, peralatan dan sistem. Kelima leverages itu akan memberikan daya ungkit yang luar biasa dalam membangun kekayaan melalui :

1. Uang orang lain Di dunia ini selalu ada orang yang memiliki uang berlimpah, namun tidak memiliki waktu untuk mengembangkan uangnya, tidak memiliki cukup keahlian untuk berbisnis, atau berbagai alasan lain. Ada juga orang yang kekurangan uang (memiliki modal terbatas) tapi banyak ide kreatif, semangat dan etos kerja yang tinggi. Inilah yang menyebabkan adanya supply (penawaran) dan demand (permintaan) kerjasama dalam pengelolaan keuangan. Kondisi ini pula yang melahirkan industri perbankan sebagai lembaga intermediasi (menghimpun dan menyalurkan) dana masyarakat. Sesungguhnya kita dapat memanfaatkan kondisi itu untuk meningkatkan finansial. Bagaimana caranya? Salah satunya, kita dapat mengambil hutang di bank atau bekerjasama dengan pemilik dana untuk membiayai proyek - proyek produktif maupun properti. Bila hal itu belum bisa dilakukan karena kita belum dipercaya pemilik modal, kita bisa memulai dengan menjadi broker atau perantara jual beli barang seperti properti. Kita bisa mendapatkan keuntungan meski tidak memiliki modal sama sekali. Dar broker kemudian kita akan meningkat menjadi orang yang dipercaya untuk mengelola uang pemilik modal maupun perbankan. Banyak kisah sukses orang - orang yang berhasil memanfaatkan daya ungkit ini (menggunakan uang orang lain atau bank) dan yang paling nyata adalah sebagian besar konglomerat.

2. Pengalaman orang lain. Kita memerlukan pengalaman-pengalaman orang lain sebagai pelajaran yang berharga. Pengalaman itu bisa dari kesuksesan orang lain. Bisa juga dari pengalaman kegagalan seseorang. Pengalaman bisa mengajarkan apa yang harus dikerjakan dan apa yang harus ditinggalkan. Bagaimana strategi orang-orang kaya meraih kekayaannya dapat kita contoh. Kita juga butuh mentor (pembimbing) untuk membantu meraih tujuan-tujuan yang diinginkan, termasuk tujuan keuangan. Dengan mentor, kita dapat belajar secara cepat. Meski kita dapat meraih suatu impian atau tujuan menggunakan cara sendiri, namun kita harus melakukan try and error alias coba-coba sehingga butuh waktu lama untuk sampai tujuan. Tentu akan lebih efektif bila kita memiliki cara-cara yang sudah terbukti keberhasilannya dengan ‘ramuan’ yang sudah pas. ‘Ramuan’ itu biasanya dari pengalaman orang lain.Contoh sederhananya, ketika Anda ingin membuat nasi goreng. Meski Anda sudah mendapatkan resepnya, belum tentu nasi gorengnya lezat. Meski ukuran bumbunya sudah sama persis dengan teori yang Anda dapatkan, bisa jadi nasi gorengnya terlalu kering, terlalu manis atau terlalu basah. Kemungkinan ini bisa terjadi hanya karena kesalahan sedikit saat Anda memasak. Misalnya Anda mendahulukan menggoreng nasi kemudian bumbunya, maka hasilnya pasti berbeda bila bumbunya lebih dulu kemudian nasinya. Hal-hal kecil seperti itulah yang kita butuhkan dari pengalaman orang lain.Bukti bahwa pengalaman maupun mentor kita perlukan, Anda dapat menyaksikan orang-orang sukses seperti Bill Clinton, Andre Agassi, Nelson Mandela dan Lady Di. Mereka sukses dibidangnya masing-masing karena memiliki mentor yaitu Anthony Robbins.

3. Ide orang lain. Anda tentu kenal Henry Ford. Pendiri perusahaan otomotif Ford Motor tersebut pernah mengatakan, “Saya tidak pernah berpikir: Mengapa saya harus menciptakan produk yang belum ada. Saya selalu berpikir: Mengapa saya tidak menciptakan produk yang lebih baik dari yang sudah ada?” Apa yang dikatakan Ford memberikan pelajaran bahwa kalau ingin sukses berbisnis maupun finansial, kita tidak harus berpikir mencari ide yang benar-benar baru. Namun kita bisa menambahkan atau menyempurnakan ide yang sudah ada menjadi lebih baik. Kita boleh meniru ide, bisnis atau kiat-kiat orang lain. Tidak perlu malu mencontek!. Bila ada ide bagus, tidak ada salahnya ditiru. Tapi hal yang paling penting dalam mencontek ide atau bisnis adalah menggunakan rumus ATM (Amati, Tiru, Modifikasi).

4. Pekerjaan orang lain. Seringkali dalam bisnis atau pekerjaan yang kita lakukan itu akan lebih baik dan lebih efisien bila dikerjasamakan dengan orang lain. Sama seperti perusahaan mobil yang memberikan sub kontrak untuk spare part tertentu kepada vendor, misalnya jok mobil, ban, kampas rem. Demikian juga bila Anda mulai merintis bisnis, pada awal usaha kita boleh mengurus sendiri urusan bisnis mulai dari A - Z, mulai dari pemasaran, mencari modal kerja, mengantar barang, memproduksi barang, menagih dan sebagainya. Akan tetapi bila itu Anda lakukan selamanya, lama kelamaan Anda kecapaian!. Maka sebaiknya Anda berpikir untuk mendelegasikan kepada orang lain.

5. Waktu orang lain.Waktu sehari semalam adalah sama bagi setiap orang yakni 24 jam. Jumlah waktu tersebut masih harus dikurangi dengan istirahat, tidur, ibadah dan kegiatan lain. Hasil sebuah penelitian yang dikutip oleh Promod Brata dalam buku Born to Win menyebutkan bahwa dari umur hidup seseorang yang mencapai 70 tahun, ternyata hanya tersisa waktu efektif 12 tahun untuk bekerja. Rata-rata 25 tahun untuk tidur, 8 tahun untuk belajar, 6 tahun untuk istirahat dan sakit, 7 tahun untuk liburan/rekreasi, 5 tahun untuk komunikasi, 4 tahun untuk makan dan 3 tahun untuk transisi yaitu persiapan untuk melakukan semua aktivitas diatas. Dengan memperhatikan realitas diatas, waktu yang tersedia untuk mencapai tujuan hidup ini relatif kecil. Bila orang hanya bekerja menggunakan waktunya sendiri, maka akan biasanya akan lama sampai tujuan. Maka, mau tidak mau, suka atau tidak, kita membutuhkan waktu orang lain untuk membantu meraih tujuan hidup, termasuk meraih kesuksesan finansial.

Tulisan ini diambil dari Majalah Nurul Hayat - Nopember 2008

Kamis, 10 Februari 2011

Bangkit Dari Keterpurukan


Pertanyaan: Saya memiliki gaji/penghasilan yang kecil, namun beban begitu berat, harus membiayai keluarga, orang tua, serta memiliki utang yang harus segera dibayar. Bagaimana saya keluar dari masalah ini?

Ini adalah pertanyaan rangkuman dari beberapa pertanyaan yang masuk kepada kami. Ada tiga penanya yang mengajukan pertanyaan senada diatas. Insya Allah akan saya jawab berdasarkan pengalaman dan ilmu yang saya miliki.

Saya yakin, banyak orang yang sedang atau pernah mengalami hal yang sama. Dalam kondisi yang terpuruk, merasa tidak berdaya, sementara tuntutan begitu tinggi. Jika kita tidak bisa menyikapinya dengan baik, kondisi seperti ini memang bisa mengganggu kondisi mental kita.

Sedih, bingung, dan marah sering menyelimuti saat-saat seperti ini. Terutama saat memikirkan orang-orang yang kita kasihi. Mereka kurang makan, kurang bersenang-senang, malah kesedihan yang mereka dapatkan. Ini pasti menyakitkan, bahkan lebih menyakitkan dibandingkan melihat kesengsaraan diri sendiri.

Namun tidak perlu khawatir. Itu adalah bagian dari hidup. Meski tidak dibilang semua, banyak orang, pernah mengalami hal itu. Juga, orang-orang besar pernah mengalami hal yang sama. Termasuk saya, saya pernah mengalami hal yang sama.

Lalu, apa yang harus dilakukan?

Langkah pertama, teruslah berdo’a memohon pertolongan dari Allah. Jangan mengatakan “saya telah berdo’a”. Teruslah berdo’a, karena kadang do’a kita tidak langsung dikabulkan atau kita belum benar-benar serius dalam berdo’a. Jika sampai saat ini do’a masih belum dikabulkan oleh Allah, artinya kita harus lebih khusuk dan lebih sering dalam berdo’a. Jangan lupa iringi dengan ibadah, karena bisa jadi kita berdo’a tetapi kita melupakan ibadah lainnya.

Langkah kedua ialah dengan tawakal secara total. Bukankah harus berusaha? Ya, tentu saja. Nanti kita bahas. Satu per satu donk. Tawakal adalah menyerahkan segala urusan kepada Allah, secara total. Benar-benar tawakal. Berdo’a adalah langkah awal untuk bertawakal.

Jika kita sudah menyerahkan urusan kepada Allah, maka konsekuensinya kita harus mengikuti bimbingan dan petunjuk Allah. Jika ada ide, gagasan, dan peluang, segeralah sambut. Bertindaklah dengan segera, jangan diam. Bisa jadi itu adalah petunjuk dari Allah, bisa jadi itu adalah bentuk pertolongan dari Allah.

Bagaimana jika bukan? Kita tidak pernah tahu sebelum dilaksanakan, sebab kita tidak bisa berkomunikasi dengan Allah. Satu-satunya cara untuk mengetahui ialah dengan cara mencobanya. Bagaimana jika salah? Tidak apa-apa, coba saja. Diam tetap terpuruk, oleh karena itu mendingan mencoba, ada peluang untuk berhasil.

Langkah ketiga ialah bertindaklah. Jika Anda belum atau tidak merasa mendapatkan petunjuk, tetaplah untuk bertindak. Anda harus keluar mencari solusi. Bertindaklah dengan penuh keyakinan karena Anda sudah bedo’a dan bertawakal kepada Allah. Tindakan saat ini berbeda dengan tindakan tanpa do’a dan tawakal.

Apa saja tindakan yang perlu dilakukan saat masih bingung?

1. Belajar. Bisa dengan cara membuka buku, bertanya kepada orang lain, membaca ebook, artikel, dan apa pun yang bisa Anda pelajari. Jika Anda serius, Anda bisa berinvestasi dengan produk-produk Zona Sukses, saran saya miliki ebook Daya Ungkit. Daya ungkit akan menjelaskan bagaimana Anda bisa keluar dari masalah dengan modal apa yang sudah Anda miliki saat ini.
2. Silaturahim. Dalam hadits Nabi saw, jika kita ingin dilapangkan rezeki kita harus menyambung silaturahim. Saya merasakan kebenaran hadits ini. Jangan diam saja. Keluarlah dari rumah, Anda bisa ke masjid atau ke tempat berkumpulnya orang. Bukan berarti Anda harus mengeluh ke semua orang. Tetapi dengan silaturahim Anda bisa mendapatkan ilmu dan peluang.

Langkah keempat ialah bersyukurlah. Ini yang sering dilupakan. Karena merasa sedang terpuruk, pikirnya tidak mendapatkan nikmat. Ini salah besar. Oh ya… sebenarnya kita tahu mendapatkan banyak nikmat, tetapi karena sedang susah, suka lupa bersyukur.

“Tapi nikmat saya sedikit”. Jika memang Anda rasakan nikmat Anda sedikit, kenapa Anda berpikir akan mendapatkan nikmat lebih banyak? Sedikit saja sudah lupa bersyukur, apalagi banyak. Atau, jika saat ini tidak bersyukur, maka tidak ada jaminan setelah mendapatkan nikmat banyak akan bersyukur. Jadi, syukuri nikmat yang Anda miliki, insya Allah akan ditambah.

Insya Allah, jika kita mengikuti langkah-langkah diatas, kita akan bangkit dari keterpurukan dengan bantuan Allah. Saya sudah membuktikannya. Yang penting adalah jangan menyerah, teruslah berdo’a dan berikhtiar, insya Allah, Anda akan bangkit dari keterpurukan.

Cara Memanfaatkan Kata Mutiara


Cara Memanfaatkan Kata Mutiara

Bagaimana cara memanfaatkannya dalam kehidupan sehari-hari? Pilihlah kalimat yang paling memberikan inspirasi bagi Anda. Silahkan copy kemudian baca secara berulang-ulang. Jika perlu print dalam tampilan yang bagus, misalnya dilengkapi gambar, tata warna yang bagus, serta dilengkapi dengan bingkai. Kemudian pasang di kamar, di tempat tidur, dan di ruang kerja Anda.

Kuncinya ialah bagaimana bisa masuk ke dalam pikiran bawah sadar Anda. Setelah meresak ke dalam pikiran bawah sadar Anda, nantinya akan terpancar melalui tindakan, perkataan, dan pikiran sadar Anda. Punya kata mutiara yang bagus akan percuma jika tidak meresap ke dalam pikiran bawah sadar Anda

Kata Mutiara

Jika Anda menginginkan sesuatu yang belum pernah anda miliki, Anda harus bersedia melakukan sesuatu yang belum pernah Anda lakukan.

If you want something you’ve never had, you must be willing to do something you’ve never done.

~ Thomas Jefferson